jambrong
Rabu, 04 Maret 2015
Selasa, 03 Februari 2015
Budaya Banten
Provinsi Banten
merupakan salah satu Provinsi termuda di Indonesia dengan pusat
pemerintaah di Kota Serang, Provinsi banten berdiri pada tahun 2000
dengan keputusan undang undang Nomor 23 Tahun 2000. Provinsi yang
dijuluki sebagai Serambi Madinah ini memiliki berbagai kesenian dan
budaya seperti diri Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari
Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor.
Budaya Banten Seni Kebudayaan Tradisional Daerah Propinsi Banten
– Mengenal khasanah kebudayaan Banten salah satu provinsi yang ada di
Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi Banten dulunya adalah bagian dari daerah
Provinsi Jawa Barat.
Hampir sebagian besar masyarakat penduduk
Banten memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi. Salah
satu ciri khas dari budaya masyarakat yang ada Banten adalah seni bela
diri Pencak silat, serta Debus yang sudah sangat terkenal sebagai salah
satu sni tradisional milik Banten. Banten juga memiliki seni Rudad,
Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan
Lojor.
Adalah suku Baduy yang merupakan suku
asli penduduk Banten. Suku Baduy ini masih terjaga keasliannya dan masih
menjaga tradisi anti modernisasi. Mereka masih menggunakan cara
tradisional dalam kehidupannya baik cara berpakaian maupun pola hidup
lainnya. Suku Baduy terdapat di daerah kawasan Cagar Budaya Pegunungan
Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar,
Kabupaten Lebak.
Dalam hal bahasa masyarakat asli Banten
berbicara dengan menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa
Sunda Kuno. Adapaun pembagian dialek tersebut dikelompokkan sebagai
bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern. Dan ini masih dibagi menjadi
beberapa tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal).
Banten memiliki Rumah adat yaitu rumah
panggung yang atapnya di buat dari daun dan lantainya dibuat dari
pelupuh yaitu semacam tumbuhan bambu yang dibelah-belah. Sedangkan untuk
dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Sebagai bahan penyangga rumah
panggung adalah terbuat dari batu yang sudah dibuat sedemikian rupa
sampai menjadi berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu
yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat Banten ini masih
dapat di jumapai di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut
juga orang Baduy.
Budaya Banten, Seni Tradisional Banten, Kebudayaan daerah Banten, Seni kebudayaan propinsi Banten, Banten Indonesia.
Debus
Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak
ratusan tahun yang lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama islam di
Banten. Pada awalnya kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebaran
agama, namun pada masa penjajahan belanda dan pada saatpemerintahan
Sultan Agung Tirtayasa.
Debus dalam bahasa Arab yang berarti senjata tajam yang
terbuat dari besi, mempunyai ujung yang runcing dan berbentuk sedikit
bundar. Dengan alat inilah para pemain debus dilukai, dan biasanya tidak
dapat ditembus walaupun debus itu dipukul berkali kali oleh orang lain.
Atraksi kekebalan badan
ini merupakan variasi lain yang ada dipertunjukan debus. Antara lain,
menusuk perut dengan benda tajam atau tombak, mengiris tubuh dengan
golok sampai terluka maupun tanpa luka, makan bara api, memasukkan jarum
yang panjang ke lidah, kulit, pipi sampai tembus dan tidak terluka.
Mengiris anggota tubuh sampai terluka dan mengeluarkan darah tetapi
dapat disembuhkan pada seketika itu juga, menyiram tubuh dengan air
keras sampai pakaian yang melekat dibadan hancur, mengunyah
beling/serpihan kaca, membakar tubuh. Dan masih banyak lagi atraksi yang
mereka lakukan. 

Dalam melakukan atraksi ini setiap pemain
mempunyai syarat syarat yang berat, sebelum pentas mereka melakukan
ritual ritual yang diberikan oleh guru mereka. Biasanya dilakukan 1-2
minggu sebelum ritual dilakukan.
Selain itu mereka juga dituntut mempunyai iman yang kuat dan harus yakin dengan ajaran islam.
Pantangan bagi pemain debus adalah tidak boleh minum minuman keras,
main judi, bermain wanita, atau mencuri. Dan pemain juga harus yakin dan
tidak ragu ragu dalam melaksanakan tindakan tersebut, pelanggaran yang
dilakukan oleh seorang pemain bisa sangat membahayakan jiwa pemain
tersebut.
Debus mempunyai hubungan dengan tarekat didalam ajaran islam. Yang intinya sangat kental dengan filosofi keagamaan,
mereka dalam kondisi yang sangat gembira karena bertatap muka dengan
tuhannya. Mereka menghantamkan benda tajam ketubuh mereka, tiada daya
upaya melainkan karena Allah semata. Kalau Allah tidak mengijinkan
golok, parang maupun peluru melukai mereka. Dan mereka tidak akan
terluka.
Pada saat ini banyak pendekar debus
bermukim di Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang. Yang
sangat disayangkan keberadaan debus makin lama kian berkurang,
dikarenakan para pemuda lebih suka mencari mata pencaharian yang lain.
Dan karena memang atraksi ini juga cukup berbahaya untuk dilakukan,
karena tidak jarang banyak pemain debus yang celaka karena kurang
latihan maupun ada yang “jahil” dengan pertunjukan yang mereka lakukan.
Sehingga semakin lama warisan budaya ini
semakin punah. Dahulu kita bisa menyaksikan atraksi debus ini dibanyak
wilayah banten, tapi sekarang atraksi debus hanya ada pada saat event –
event tertentu. Jadi tidak setiap hari kita dapat melihat atraksi ini.
Warisan budaya, yang makin lama makin tergerus oleh perubahan jaman.
Selasa, 27 Januari 2015
Selain provinsi Kalimantan Utara yang termasuk provinsi baru di Indonesia, maka Banten juga termasuk merupakan salah satu provinsi muda di Indonesia. Awalnya Banten merupakan bagian dari wilayah provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2000, Banten kemudian resmi berpisah dan menjadi provinsi mandiri dengan ibu kota Serang. Banyak hal yang menarik dari kebudayaan di Banten, untuk itu seperti biasa akan kita bahas secara singkat mengenai rumah adat, pakaian adat, tarian daerah dan yang lainnya.
1. Rumah Adat
Rumah adat Banten adalah rumah adat suku Baduy, oleh Karena itu pemerintah menetapkan nama rumah adat Banten adalah rumah Badui. Rumah tradisional ini berupa panggung yang terbuat dari dari kerangka bambo, kayu nangka, kayu jati serta batang pohon kelapa dengan beratapkan daun nyiur ataupun ilalang dan lantainya yang terbuat dari pelepah bambu yang telah dibelah.
2. Pakaian Adat
Pakaian adat Banten pada Pria mengenakan pakaian model baju koko dengan lehernya yang tertutup. Serta pakaian bawahnya dilengkapi celana panjang serta diikatkan dengan kain batiknya. Pada bajunya dikenakan ikat pinggang dan diselipkan sebilah parang di ikat pinngang tersebut bagian depan. Serta di bahu diselempengkan sehelai kain.
Sedangkan pakaian adat Banten pada wanitanya, memakai baju adat kebaya serta kain batin sebagai bawahannya. Pakaian ini juga diselempangkan sehelai kain di bahu dan dihiasi dengan bros kerajinan tangan pada bagian depan kancing kebayanya. Pada rambut di sanggul dan dihiasi dengan kembang goyang berwarna keemasan.
3. Tarian Daerah: Tari Topeng
Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak gemulai.Tarian topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam karena cintanya yang ditolak.
4. Alat Musik: Angklung Buhun, Pantung Bambu, Rampak Beduk.
5. Senjata Tradisional: Parang
6. Bahasa Daerah: bahasa Jawa Banten dan bahasa Sunda
7. Suku bangsa: Suku Baduy
1. Rumah Adat
Rumah adat Banten adalah rumah adat suku Baduy, oleh Karena itu pemerintah menetapkan nama rumah adat Banten adalah rumah Badui. Rumah tradisional ini berupa panggung yang terbuat dari dari kerangka bambo, kayu nangka, kayu jati serta batang pohon kelapa dengan beratapkan daun nyiur ataupun ilalang dan lantainya yang terbuat dari pelepah bambu yang telah dibelah.
![]() |
Rumah Adat Badui |
2. Pakaian Adat
Pakaian adat Banten pada Pria mengenakan pakaian model baju koko dengan lehernya yang tertutup. Serta pakaian bawahnya dilengkapi celana panjang serta diikatkan dengan kain batiknya. Pada bajunya dikenakan ikat pinggang dan diselipkan sebilah parang di ikat pinngang tersebut bagian depan. Serta di bahu diselempengkan sehelai kain.
Sedangkan pakaian adat Banten pada wanitanya, memakai baju adat kebaya serta kain batin sebagai bawahannya. Pakaian ini juga diselempangkan sehelai kain di bahu dan dihiasi dengan bros kerajinan tangan pada bagian depan kancing kebayanya. Pada rambut di sanggul dan dihiasi dengan kembang goyang berwarna keemasan.
3. Tarian Daerah: Tari Topeng
Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak gemulai.Tarian topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam karena cintanya yang ditolak.
![]() |
Tari Topeng |
4. Alat Musik: Angklung Buhun, Pantung Bambu, Rampak Beduk.
5. Senjata Tradisional: Parang
6. Bahasa Daerah: bahasa Jawa Banten dan bahasa Sunda
7. Suku bangsa: Suku Baduy
5 kesenian dari banten
Banten, Provinsi yang dulunya termasuk ke dalam daerah Jawa Barat ini sebenarnya adalah sebuah Provinsi kecil dengan banyak sekali pesona kesenian. Percayalah, kilasan singkat di bawah ini hanya sebagian kecil saja dari kesenian-kesenian yang ada di Banten, yang tentunya patut untuk terus kita jaga dan lestarikan. Penasaran apa saja kesenian-kesenian tersebut? Langsung aja, check this out!
- Debus, Kesenian Asli Banten
Mungkin sebagian dari kita jika mendengar kata “Banten” pasti yang akan pertama kali muncul di pikiran adalah “Debus”, sebuah atraksi kesenian yang bernuansa magis. Ya, Debus memang merupakan kesenian asli masyarakat Banten yang ada sejak abad ke-16. Bentuk Atraksi Debus Permainan debus merupakan bentuk kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan yang bernuansa mistis. Kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, atau untuk hiburan masyarakat.
Pertunjukan ini dimulai dengan pembukaan, yaitu pembacaan sholawat dan dzikir yang diiringi musik dari alat musik tabuh lalu dilanjutkan dengan beluk, yaitu lantunan nyanyian dzikir dengan suara keras, melengking, bersahut-sahutan dengan iringan tetabuhan. Uniknya, bersamaan dengan beluk atraksi kekebalan tubuh didemonstrasikan sesuai dengan keinginan pemainnya, seperti menusuk perut dengan gada (semacam senjata); makan api; memasukkan jarum ke dalam lidah, kulit pipi dan anggota tubuh lainnya sampai tembus; menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang dikenakan hancur; dan masih banyak lagi. Hebatnya, semua ini dilakukan tanpa menyebabkan luka sedikitpun pada tubuh pemain yang melakukan atraksi debus ini.
Pertunjukan ini dimulai dengan pembukaan, yaitu pembacaan sholawat dan dzikir yang diiringi musik dari alat musik tabuh lalu dilanjutkan dengan beluk, yaitu lantunan nyanyian dzikir dengan suara keras, melengking, bersahut-sahutan dengan iringan tetabuhan. Uniknya, bersamaan dengan beluk atraksi kekebalan tubuh didemonstrasikan sesuai dengan keinginan pemainnya, seperti menusuk perut dengan gada (semacam senjata); makan api; memasukkan jarum ke dalam lidah, kulit pipi dan anggota tubuh lainnya sampai tembus; menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang dikenakan hancur; dan masih banyak lagi. Hebatnya, semua ini dilakukan tanpa menyebabkan luka sedikitpun pada tubuh pemain yang melakukan atraksi debus ini.
Hal lain yang perlu diingat adalah debus tidak ada kaitannya dengan dunia mistis, tidak seperti anggapan orang kebanyakan. Selama ini Debus dianggap berkaitan erat dengan dunia mistis yang bertentangan dengan ajaran Islam. Padahal, Debus digunakan oleh ulama zaman dahulu untuk melawan penjajah dan atraksinya pun dimulai dengan pembacaan doa dan shalawat Nabi. Debus merupakan kesenian tradisional dari banten yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jadi, kita pun harus turut melestarikan dan mengembangkan kesenian Debus, yang menjadi ciri khas kebudayaan Banten :)
- Tari Cokek, Perpaduan Kesenian Cina dan Sunda
Tarian ini biasanya dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan tujuh orang laki-laki pemegang gamang kromong, alat musik yang mengiringinya. Tari Cokek merupakan jenis tarian khas yang berasal dari daerah Tangerang yang pada awalnya berkembang di daerah betawi. Di daerah Tangerang, tari Cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukkan hiburan saat warga Cina benteng menyelenggarakan acara, khususnya acara pernikahan. Warga Cina Benteng merupakan warga keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah Tangerang. Selain itu, seringkali tari Cokek ini dimainkan sebagai tari penyambutan untuk tamu kehormatan yang berkunjung ke Tangerang.
Keunikan tari Cokek terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang bergerak perlahan-lahan,sehingga mudah untuk diikuti oleh penonton. Gerakan tarian tari Cokek ini kemudian akan dilanjutkan dengan ajakan pada para penonton untuk ikut bergabung menari. Ajakan pada para penonton itu dilakukan dengan cara mengalungkan selendang ke leher sambil menariknya maju ke depan atau ke panggung. Ajakan itu umumnya ditujukan kepada pemuka masyarakat atau orang kaya yang hadir pada acara itu. Proses menari bersama ini dilakukan berdekatan antara penari dengan penonton, tetapi tidak saling bersentuhan.
Selain gerakannya yang pelan dan mudah diikuti, keunikan lainnya pada tarian ini adalah pada busana penarinya. Biasanya busana yang dipakai para penari adalah kebaya yang terbuat dari kain sutra yang memiliki warna mencolok, yaitu berwarna hijau, merah, kuning, dan ungu dan warna kain ini akan bertambah mencolok ketika terkena pancaran sinar lampu. Selain keindahan busananya, selendang dan rambut penari yang dikepang dan dipasangi sanggul juga menambah kecantikan para penari itu. Jika ingin menonton seni pertunjukan tari Cokek, biasanya tarian ini dipentaskan di Rumah Kawin yang terletak di Kalan Selapajang Jaya, Kampung Melayu, Kabupaten Tangerang.
- Batik Banten, “These Clothes Tell Stories”
“Banten punya batik?” mungkin itulah tanggapan sebagian orang saat mendengar tentang Batik banten. Kerajinan banten yang satu ini memang belum banyak terdengar dan terlihat pemakaiannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun jangan salah, di galeri batik banten yang berada di daerah Serang ini, memiliki ratusan koleksi kain batik aneka warna dengan motif geometris yang sangat menarik. Batik Banten mengaplikasian karya bangunan kerajaan kesultanan Banten melalui media kain tenun. Batik Banten sendiri memiliki tema “These Clothes Tell Stories” yang memiliki arti bahwa baju ini bercerita. Diharapkan setiap orang yang melihat kain ini lebih mengenal cerita kebudayaan Banten karena motif batik dalam kain tenun tersebut ditemukan oleh para arkeolog nasional di tengah puing-puing reruntuhan kerajaan.
Ada hal yang cukup menarik pada batik banten ini yaitu batik ini memiliki tampilan warna yang meriah, gabungan dari warna-warna pastel yang terkesan lembut tapi ceria yang menurut salah satu arkeolog sangat cocok dalam menggambarkan karakter orang Banten yang memiliki semangat tinggi, cita-cita tinggi, karakter yang ekspresif namun tetap rendah diri. Masing-masing motif batik tersebut juga memiliki nama khusus yang diambil dari tempat, bangunan, ataupun gelar pada masa Kesultanan Banten dahulu.
Saat ini batik Banten sudah mulai ‘eksis’ dalam masyarakat, terutama penggunaan di kota serang. Beberapa sekolah sekarang ini sudah menggunakan batik Banten untuk seragam sekolah. Selain itu motif dari Batik Banten ini juga sudah mulai diaplikasikan di media lain, seperi pada panggung, atau sebagai dekorasi bangunan. Alangkah lebih baik jika kita ikut menggunakan Batik Banten agar Batik banten ini bisa terus berkembang dan menjadi ciri khas dari Banten.
- Angklung Gubrag ,Kesenian yang Mulai Terlupakan
Angklung Gubrag adalah salah satu kesenian tradisional yang sudah langka, namun masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Padahal sebenarnya kesenian ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pada zaman dahulu, kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud agar hasil panen akan berlimpah nantinya. Sekarang Angklung Gubrag biasa dimainkan saat acara khitanan dan selamatan kehamilan.
Angklung Gubrag memiliki ukuran yang lebih besar daripada angklung pada umumnya. Jumlah tabungnya pun ada tiga, berbeda dengan anklung biasa yang umumnya memiliki dua tabung. Pada saat dilaksanakan pertunjukan kesenian Angklung Gubrag, biasanya digunakan beberapa instrumen seperti enam buah angklung menggunakan bambu hitam, seruling, dan terompet kendang pencak. Diatas angklung dikaitkan kembang wiru yang diikat membentuk pita yang menurut kepercayaan kembang wiru dan air yang berasal dari angklung dapat menjadi obat dan penyubur tanaman. Semua pemain menari, kecuali penabuh dogdog (alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat) dan saat menari diiringi oleh beberapa penari perempuan dengan kostum kain dan kebaya.
- Rampak Bedug, Kolaborasi Tabuh Bedug dan Tarian
Kata “Bedug” mungkin sudah tidak asing lagi di telinga bangsa Indonesia. Seperti di Banten, Bedug hampir terdapat pada setiap masjid. Rampak Bedug adalah salah satu kesenian yang hanya terdapat di daerah Banten. Kata “Rampak” memiliki arti “serempak” dan juga “banyak” jadi Rampak Bedug adalah seni menabuh nedug yang ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama yang enak di dengar. Rampak Bedug pertama kali dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Namun karena seni rampak bedug ini mengundang banyak penonton, maka kesenian ini menjadi sering ditampilkan dalam suatu acara pementasan.
Pada zaman dahulu, pemain rampak bedug semuanya laki-laki, namun sekarang kesenian ini bisa dilakukan olah perempuan dan laki-laki. Biasanya pemain laki-laki sebagai penabuh bedug sekaligus kendang dan pemain perempuan sebagai penabuh bedug. Baik pemain laki-laki dan perempuan juga berfungsi sebagai penari. Busana yang dipakai oleh pemain Rampak bedug adalah pakaian muslim yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Biasanya pemain laki-laki mengenakan pakaian pesilat lengkap dengan sorban khas Banten. Sedangkan untuk perempuannya memakai pakaian khas tradisional, seperti rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan didalamnya mamakain celana panjang sejenis celana panjang pesilat.
Inilah beberapa contoh dari sekian banyak kesenian unik yang berasal dari Banten. Lain waktu, akan dibahas kesenian unik lainnya oke! Oh ya terakhir dan yang paling penting, sudah seharusnya kita sebagai warga Indonesia khususnya daerah Banten ikut menjaga dan melestarikan kesenian yang menjadi ciri khas Banten ini. Jika bukan kita, siapa lagi? :)
Langganan:
Komentar (Atom)