Rabu, 04 Maret 2015

Kebudayaan sumatera barat


Kesenian dan Kebudayaan Sumatra Barat (Padang)



Sumatra Barat adaah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di pulau Sumatra dan beribu kotakan Padang. Daerah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan memiliki identik dengan sebutan kota Minangkabau, dan memiliki aneka ragam kesenian dan kebudayaan yang unik dari daerah ini. Kali ini saya akan mencoba untuk menjelaskan dan meyebutkan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Sumatra Barat kota Padang ini

Kesenian dan Kebudayaan Riau

Banyaknya kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah ini yang menjadikan Indonesia memiliki kesenian dan kebudayaan yang bermaca-macam pula. Berikut beberapa kebudayaan dan kesenian yang ada di Sumatra Barat seperti :Rumah AdatRumah Gadang merupakan Rumah adat yang berasal dari Sumatera Barat, berasal dari suku Minangkabau. Rumah adat ini biasanya didirikan diatas tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. Bentuk Rumah Gadang ini empat persegi panjang dan terbagi atas dua bagian yaitu muka dan belakang, Rumah Gadang terbuat dari bahan kayu, dan kalu di lihat sekilas hampir menyerupai rumah panggung. Salah satu kekhasan dari rumah adat ini dalam proses pembuatannya adalah tidak memakai paku besi tapi hanya menggunakan pasak yang terbuat dari bahan kayu



Pakaian AdatSumtra Barat memiliki pakaian adat dari daerah ini, Pakaian Tradisional Adat Sumatra Barat utuk wanita disebut dengan Baju Kurung  sedang untuk Pakaian Tradisional Adat Sumatra Barat pada pria disebut dengan Pakaian adat Penghulu.



Senjata TradisionalSenjata Tradisional dari daerah ini bernama karih, bentuknya seperti keris, biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, saat sekarang hanya dipakai bagi mempelai pria sebagai pelengkap pakaian adat pria. Bentuknya seperti keris tapi tidak berlekuk



Tari TradisionalPadang memiliki berbagai macam tari tardisional seperti tari piring, tari payung dan masih banyak lagi. Tari piring  Tarian ini diiringi lagu yang dimainkan dengan talempong dan saluang, dimana gerakannya dilakukan dengan cepat sambil memegang piring di telapak tangan mereka. Kadangkala piring-piring tersebut mereka lempar ke udara atau mereka menghempaskannya ke tanah dan diinjak oleh para penari tersebut dengan kaki telanjang


Alat Musik TradisionalNuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat jika dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dan terasa jelas dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat, karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Beberapa alat musk tradisional PadangSaluangAlat music ini termasuk alat musik tiup yang terbuat dari bambu tipis atau talang




BansiAlat music inin memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar



TalempongBentuknya hampir sama dengan gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tari piringyang khas, tari pasambahan, tari gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut tamu istimewa



RababRabab merupakan kesenian di Minangkabau yang dimainkan dengan menggesek seperti  biola.



Perayaan AdatMasyarakat padang memiliki perayaan adat yang berbeda dengan perayaan adat daerah lainnya misalnya pada upacara pernikahan masyarakat Padang, sebelum pernikahan adalah upacara Meresek yang artinya pertemuan pertama antar keluarga dimana pihak wanita yang mendatangi pihak pria dan meminang pihak pria dengan membawa barang-barang pinangan yang sudah disiapkan



Makanan KhasSumatra Barat (Padang) terkenal dengan masakan-masakan memiliki rasa pedas kerana masakan yang dibuat banyak mengandung rempah-rempah. Beberapa masakan yang terkenal dari daerah ini yaitu rending daging dan sambal hijaunya yang begitu terasa sangat pedas. Tak jarang masyarakat rantauan dari daerah ini biasanya membuka restoran Padang dengan menu yang khas dari daerah ini



Sudah dijelaskan beberapa kesenian dan kebudayan yang ada di Sumatra Barat. Masih banyak lagi kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah tersebut. Untuk mengetahui kesenian dan kebudayaan yang lain dari daerah tersebut dapat di cari melalui media internet. Dengan mengetahui kesenian yang ada di daerah ini menjadinya sebuah pelajaran pagi saya dan bagi para pemuda penerus bangsa lainnya, agar mengetahui bahwa Indonesia memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang berasal dari daerah dan provinsi yang ada di dalamnya dan tetap mencintai kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia agar tidka punah. Sebagai pegenerasi muda yang berpendidikan kita harus meneruskan cita-cita para leluhur untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan dan kesenian yang ada di Indonesia khususnya Sumatra Barat agar tidak punah dan di klem oleh Negara lain.

Selasa, 03 Februari 2015

Budaya Banten

    Provinsi Banten merupakan salah satu Provinsi termuda di Indonesia dengan pusat pemerintaah di Kota Serang, Provinsi banten berdiri pada tahun 2000 dengan keputusan undang undang Nomor 23 Tahun 2000. Provinsi yang dijuluki sebagai Serambi Madinah ini memiliki berbagai kesenian dan budaya seperti diri Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor.

    Budaya Banten Seni Kebudayaan Tradisional Daerah Propinsi Banten – Mengenal khasanah kebudayaan Banten salah satu provinsi yang ada di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi Banten dulunya adalah bagian dari daerah Provinsi Jawa Barat.

    Hampir sebagian besar masyarakat penduduk Banten memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi. Salah satu ciri khas dari budaya masyarakat yang ada Banten adalah seni bela diri Pencak silat, serta Debus yang sudah sangat terkenal sebagai salah satu sni tradisional milik Banten. Banten juga memiliki seni Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor.

    Adalah suku Baduy yang merupakan suku asli penduduk Banten. Suku Baduy ini masih terjaga keasliannya dan masih menjaga tradisi anti modernisasi. Mereka masih menggunakan cara tradisional dalam kehidupannya baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy terdapat di daerah kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

    Dalam hal bahasa masyarakat asli Banten berbicara dengan menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Adapaun pembagian dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern. Dan ini masih dibagi menjadi beberapa tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal).

    Banten memiliki Rumah adat yaitu rumah panggung yang atapnya di buat dari daun dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu semacam tumbuhan bambu yang dibelah-belah. Sedangkan untuk dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Sebagai bahan penyangga rumah panggung adalah terbuat dari batu yang sudah dibuat sedemikian rupa sampai menjadi berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat Banten ini masih dapat di jumapai di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang Baduy.

Budaya Banten, Seni Tradisional Banten, Kebudayaan daerah Banten, Seni kebudayaan propinsi Banten, Banten Indonesia.

Debus
Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama islam di Banten. Pada awalnya kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebaran agama, namun pada masa penjajahan belanda dan pada saatpemerintahan Sultan Agung Tirtayasa.

Debus dalam bahasa Arab yang berarti senjata tajam yang terbuat dari besi, mempunyai ujung yang runcing dan berbentuk sedikit bundar. Dengan alat inilah para pemain debus dilukai, dan biasanya tidak dapat ditembus walaupun debus itu dipukul berkali kali oleh orang lain.
Atraksi kekebalan badan ini merupakan variasi lain yang ada dipertunjukan debus. Antara lain, menusuk perut dengan benda tajam atau tombak, mengiris tubuh dengan golok sampai terluka maupun tanpa luka, makan bara api, memasukkan jarum yang panjang ke lidah, kulit, pipi sampai tembus dan tidak terluka. Mengiris anggota tubuh sampai terluka dan mengeluarkan darah tetapi dapat disembuhkan pada seketika itu juga, menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang melekat dibadan hancur, mengunyah beling/serpihan kaca, membakar tubuh. Dan masih banyak lagi atraksi yang mereka lakukan. 
Dalam melakukan atraksi ini setiap pemain mempunyai syarat syarat yang berat, sebelum pentas mereka melakukan ritual ritual yang diberikan oleh guru mereka. Biasanya dilakukan 1-2 minggu sebelum ritual dilakukan.
Selain itu mereka juga dituntut mempunyai iman yang kuat dan harus yakin dengan ajaran islam. Pantangan bagi pemain debus adalah tidak boleh minum minuman keras, main judi, bermain wanita, atau mencuri. Dan pemain juga harus yakin dan tidak ragu ragu dalam melaksanakan tindakan tersebut, pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain bisa sangat membahayakan jiwa pemain tersebut.
Debus mempunyai hubungan dengan tarekat didalam ajaran islam. Yang intinya sangat kental dengan filosofi keagamaan, mereka dalam kondisi yang sangat gembira karena bertatap muka dengan tuhannya. Mereka menghantamkan benda tajam ketubuh mereka, tiada daya upaya melainkan karena Allah semata. Kalau Allah tidak mengijinkan golok, parang maupun peluru melukai mereka. Dan mereka tidak akan terluka.
Pada saat ini banyak pendekar debus bermukim di Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang. Yang sangat disayangkan keberadaan debus makin lama kian berkurang, dikarenakan para pemuda lebih suka mencari mata pencaharian yang lain. Dan karena memang atraksi ini juga cukup berbahaya untuk dilakukan, karena tidak jarang banyak pemain debus yang celaka karena kurang latihan maupun ada yang “jahil” dengan pertunjukan yang mereka lakukan.
Sehingga semakin lama warisan budaya ini semakin punah. Dahulu kita bisa menyaksikan atraksi debus ini dibanyak wilayah banten, tapi sekarang atraksi debus hanya ada pada saat event – event tertentu. Jadi tidak setiap hari kita dapat melihat atraksi ini. Warisan budaya, yang makin lama makin tergerus oleh perubahan jaman.

Selasa, 27 Januari 2015

Selain provinsi Kalimantan Utara yang termasuk provinsi baru di Indonesia, maka Banten juga termasuk merupakan salah satu provinsi muda di Indonesia. Awalnya Banten merupakan bagian dari wilayah provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2000, Banten kemudian resmi berpisah dan menjadi provinsi mandiri dengan ibu kota Serang. Banyak hal yang menarik dari kebudayaan di Banten, untuk itu seperti biasa akan kita bahas secara singkat mengenai rumah adat, pakaian adat, tarian daerah dan yang lainnya.

1. Rumah Adat

Rumah adat Banten adalah rumah adat suku Baduy, oleh Karena itu pemerintah menetapkan nama rumah adat Banten adalah rumah Badui. Rumah tradisional ini berupa panggung yang terbuat dari dari kerangka bambo, kayu nangka, kayu jati serta batang pohon kelapa dengan beratapkan daun nyiur ataupun ilalang dan lantainya  yang terbuat dari pelepah bambu yang telah dibelah.


Rumah Adat Badui

2. Pakaian Adat

Pakaian adat Banten pada Pria mengenakan pakaian model baju koko dengan lehernya yang tertutup. Serta pakaian bawahnya  dilengkapi celana panjang serta diikatkan dengan kain batiknya. Pada bajunya dikenakan ikat pinggang dan diselipkan sebilah parang di ikat pinngang tersebut bagian depan. Serta di bahu diselempengkan sehelai kain.

Sedangkan pakaian adat Banten pada wanitanya, memakai baju adat kebaya serta kain batin sebagai bawahannya. Pakaian ini juga diselempangkan sehelai kain di bahu dan dihiasi dengan bros kerajinan tangan pada bagian depan kancing kebayanya. Pada rambut di sanggul dan dihiasi dengan kembang goyang berwarna keemasan.



3. Tarian Daerah: Tari Topeng 

Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak gemulai.Tarian topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam karena cintanya yang ditolak.

Tari Topeng


4. Alat Musik: Angklung Buhun, Pantung Bambu, Rampak Beduk.

5. Senjata Tradisional: Parang

6. Bahasa Daerah: bahasa Jawa Banten dan bahasa Sunda

7. Suku bangsa: Suku Baduy



5 kesenian dari banten

Banten, Provinsi yang dulunya termasuk ke dalam daerah Jawa Barat ini sebenarnya adalah sebuah Provinsi kecil dengan banyak sekali pesona kesenian. Percayalah, kilasan singkat di bawah ini hanya sebagian kecil saja dari kesenian-kesenian yang ada di Banten, yang tentunya patut untuk terus kita jaga dan lestarikan. Penasaran apa saja kesenian-kesenian tersebut? Langsung aja, check this out!
  • Debus,  Kesenian Asli Banten
Mungkin sebagian dari kita jika mendengar kata “Banten” pasti yang akan pertama kali muncul di pikiran adalah “Debus”, sebuah atraksi kesenian yang bernuansa magis.  Ya, Debus memang merupakan kesenian asli masyarakat Banten yang ada sejak abad ke-16. Bentuk Atraksi Debus Permainan debus merupakan bentuk kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan yang bernuansa mistis. Kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, atau untuk hiburan masyarakat.
Pertunjukan ini dimulai dengan pembukaan, yaitu pembacaan sholawat dan dzikir yang diiringi musik dari alat musik tabuh lalu  dilanjutkan dengan beluk, yaitu lantunan nyanyian dzikir dengan suara keras, melengking, bersahut-sahutan dengan iringan tetabuhan. Uniknya, bersamaan dengan beluk  atraksi kekebalan tubuh didemonstrasikan sesuai dengan keinginan pemainnya, seperti menusuk perut dengan gada (semacam senjata); makan api; memasukkan jarum ke dalam lidah, kulit pipi dan anggota tubuh lainnya sampai tembus; menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang dikenakan hancur; dan masih banyak lagi. Hebatnya, semua ini dilakukan tanpa menyebabkan luka sedikitpun pada tubuh pemain yang melakukan atraksi debus ini.
Hal lain yang perlu diingat adalah debus tidak ada kaitannya dengan dunia mistis, tidak seperti anggapan orang kebanyakan. Selama ini Debus dianggap berkaitan erat dengan dunia mistis yang bertentangan dengan ajaran Islam. Padahal, Debus digunakan oleh ulama zaman dahulu untuk melawan penjajah dan atraksinya pun dimulai dengan pembacaan doa dan shalawat Nabi. Debus merupakan kesenian tradisional dari banten yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jadi, kita pun harus turut melestarikan dan mengembangkan kesenian Debus, yang menjadi ciri khas kebudayaan Banten :)
  • Tari Cokek, Perpaduan Kesenian Cina dan Sunda
Tarian ini biasanya dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan tujuh orang laki-laki pemegang gamang kromong, alat musik yang mengiringinya. Tari Cokek merupakan jenis tarian khas yang berasal dari daerah Tangerang yang pada awalnya berkembang di daerah betawi. Di daerah Tangerang, tari  Cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukkan hiburan saat warga Cina benteng menyelenggarakan acara, khususnya acara pernikahan. Warga Cina Benteng merupakan warga keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah Tangerang. Selain itu, seringkali tari Cokek ini dimainkan sebagai tari penyambutan untuk tamu kehormatan yang berkunjung ke Tangerang.
Keunikan tari Cokek terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang bergerak perlahan-lahan,sehingga mudah untuk diikuti oleh penonton. Gerakan tarian tari Cokek ini kemudian akan dilanjutkan dengan ajakan pada para penonton untuk ikut bergabung menari. Ajakan pada para penonton itu dilakukan dengan cara mengalungkan selendang ke leher sambil menariknya maju ke depan atau ke panggung. Ajakan itu umumnya ditujukan kepada pemuka masyarakat atau orang kaya yang hadir pada acara itu. Proses menari bersama ini dilakukan berdekatan antara penari dengan penonton, tetapi tidak saling bersentuhan.
Selain gerakannya yang pelan dan mudah diikuti, keunikan lainnya pada tarian ini adalah pada busana penarinya. Biasanya busana yang dipakai para penari adalah kebaya yang terbuat dari kain sutra yang memiliki warna mencolok, yaitu berwarna hijau, merah, kuning, dan ungu dan warna kain ini akan bertambah mencolok ketika terkena pancaran sinar lampu. Selain keindahan busananya, selendang dan rambut penari yang dikepang dan dipasangi sanggul juga menambah kecantikan para penari itu. Jika ingin menonton seni pertunjukan tari Cokek,  biasanya tarian ini dipentaskan di Rumah Kawin yang terletak di Kalan Selapajang Jaya, Kampung Melayu, Kabupaten Tangerang.
  • Batik Banten, “These Clothes Tell Stories”
“Banten punya batik?” mungkin itulah tanggapan sebagian orang saat mendengar tentang Batik banten. Kerajinan banten yang satu ini memang belum banyak terdengar dan terlihat pemakaiannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun jangan salah, di galeri batik banten yang berada di daerah Serang ini, memiliki ratusan koleksi kain batik aneka warna dengan motif geometris yang sangat menarik. Batik Banten mengaplikasian karya bangunan kerajaan kesultanan Banten melalui media kain tenun. Batik Banten sendiri memiliki tema “These Clothes Tell Stories” yang memiliki arti bahwa baju ini bercerita. Diharapkan setiap orang yang melihat kain ini lebih mengenal cerita kebudayaan Banten karena motif batik dalam kain tenun tersebut ditemukan oleh para arkeolog nasional di tengah puing-puing reruntuhan kerajaan.
Ada hal yang cukup menarik pada batik banten ini yaitu batik ini memiliki tampilan warna yang meriah, gabungan dari warna-warna pastel yang terkesan lembut tapi ceria yang menurut salah satu arkeolog sangat cocok dalam menggambarkan karakter orang Banten yang memiliki semangat tinggi, cita-cita tinggi, karakter yang ekspresif namun tetap rendah diri. Masing-masing motif batik tersebut juga memiliki nama khusus yang diambil dari tempat, bangunan, ataupun gelar pada masa Kesultanan Banten dahulu.
Saat ini batik Banten sudah mulai ‘eksis’ dalam masyarakat, terutama penggunaan di kota serang. Beberapa sekolah sekarang ini sudah menggunakan batik Banten untuk seragam sekolah. Selain itu motif dari Batik Banten ini juga sudah mulai diaplikasikan di media lain, seperi pada panggung, atau sebagai dekorasi bangunan. Alangkah lebih baik jika kita ikut menggunakan Batik Banten agar Batik banten ini bisa terus berkembang dan menjadi ciri khas dari Banten.
  • Angklung Gubrag ,Kesenian yang Mulai Terlupakan
Angklung Gubrag adalah salah satu kesenian tradisional yang sudah langka, namun masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Padahal sebenarnya kesenian ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pada zaman dahulu, kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud agar hasil panen akan berlimpah nantinya. Sekarang  Angklung Gubrag biasa dimainkan saat acara khitanan dan selamatan kehamilan.
Angklung Gubrag memiliki ukuran yang lebih besar daripada angklung pada umumnya. Jumlah tabungnya pun ada tiga, berbeda dengan anklung biasa yang umumnya memiliki dua tabung. Pada saat dilaksanakan pertunjukan kesenian Angklung Gubrag, biasanya digunakan beberapa instrumen seperti enam buah angklung menggunakan bambu hitam, seruling,  dan terompet kendang pencak. Diatas angklung dikaitkan kembang wiru yang diikat membentuk pita yang menurut kepercayaan kembang wiru dan air yang berasal dari angklung dapat menjadi obat dan penyubur tanaman. Semua pemain menari, kecuali penabuh dogdog (alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat) dan saat menari diiringi oleh beberapa penari perempuan dengan kostum kain dan kebaya.
  • Rampak Bedug, Kolaborasi Tabuh Bedug dan Tarian
Kata “Bedug” mungkin sudah tidak asing lagi di telinga bangsa Indonesia. Seperti di Banten, Bedug hampir terdapat pada setiap masjid. Rampak Bedug adalah salah satu kesenian yang hanya terdapat di daerah Banten. Kata “Rampak” memiliki arti “serempak” dan juga “banyak” jadi Rampak Bedug adalah seni menabuh nedug yang ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama yang enak di dengar. Rampak Bedug pertama kali dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Namun karena seni rampak bedug ini mengundang banyak penonton, maka kesenian ini menjadi sering ditampilkan dalam suatu acara pementasan.
Pada zaman dahulu, pemain rampak bedug semuanya laki-laki, namun sekarang kesenian ini bisa dilakukan olah perempuan dan laki-laki. Biasanya pemain laki-laki sebagai penabuh bedug sekaligus kendang dan pemain perempuan sebagai penabuh bedug. Baik pemain laki-laki dan perempuan juga berfungsi sebagai penari. Busana yang dipakai oleh pemain Rampak bedug adalah pakaian muslim yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Biasanya pemain laki-laki mengenakan pakaian pesilat lengkap dengan sorban khas Banten. Sedangkan untuk perempuannya memakai pakaian khas tradisional, seperti rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan didalamnya mamakain celana panjang sejenis celana panjang pesilat.
Inilah beberapa contoh dari sekian banyak kesenian unik yang berasal dari Banten. Lain waktu, akan dibahas kesenian unik lainnya oke! Oh ya terakhir dan yang paling penting, sudah seharusnya kita sebagai warga Indonesia khususnya daerah Banten ikut menjaga dan melestarikan kesenian yang menjadi ciri khas Banten ini. Jika bukan kita, siapa lagi? :)